Senin, 18 Februari 2013

BERWISATA KE DALAM TUBUH MANUSIA


Melihat bagian dalam mulut manusia saat perjalanan melalui tubuh manusia di Museum Corpus (Sumber: www.amusingplanet.com)

Melihat replika anatomi tubuh manusia di museum sudah biasa. Tapi, Museum Corpus di Oegestgeest, Belanda mengajak pengunjungnya untuk keliling di dalam tubuh manusia. Bagaimana bisa?
Museum yang ada sejak tahun 2008 ini punya tatanan unik untuk menarik perhatian pengunjung sebagai museum interaktif biologi manusia. Wisatawan tidak hanya jalan dan melihat display yang tertata rapih di meja atau terpajang di etalase. Namun, di Museum Corpus Anda akan diajak melakukan sebuah perjalanan melalui tubuh manusia dan melihat semua aktivitas yang terjadi di dalamnya.
Bagian depan Museum Corpus (Sumber: unique.shootrun.net)
Mengutip dari situs pendidikan di Belanda, Eurogates, Senin (16/04/2012), Corpus memberikan berbagai informasi, pendidikan, serta hiburan melaui perjalanan seru ini. Jumlah alat peraga di dalam museum ini yang permanen atau dapat berubah-ubah dan hampir sama persis dengan bentuk organ aslinya.
Nah, bentuk dalam museum yang menyerupai bentuk asli setiap organ manusia inilah yang menjadi daya tarik utama. Beragam pertanyaan yang selama ini tidak terjawab, di sini Anda akan menemukan jawabannya. Seperti misalnya "Mengapa saya harus tidur?", "Bagaimana rambut ini tumbuh?" dan pertanyaan lainnya.
Melihat cara kerja sel darah merah di dalam tubuh 5D (Sumber: www.holland.com)
Selama perjalanan ini di antaranya Anda dapat melihat cara kerja hati manusia dan menyaksikan pertunjukan spektakuler dari otak manusia yang diadakan langsung "di dalam otaknya". Selain itu, di sini juga dapat melihat bagaimana usus Anda mengolah makanan dan masih banyak peragaan seru lainnya.
Museum yang berada tepat di sepanjang jalan raya A44 antara Amsterdam dan Den Haag, Belanda ini dilengkapi dengan teknologi canggih dalam bentuk, suara, dan efek 3D. Hal ini diberikan untuk menyajikan dan menjelaskan secara jelas semua yang tergambar secara medis. Oleh sebab itu, Museum Corpus bisa memberikan Anda jawaban dari ratusan pertanyaan lain tentang kerja organ tubuh Anda selama perjalanan ini.
Perjalanan ini juga melewati organ lambung dan pencernaan lainnyaSumber: brabantsdagblad.nl)
Perjalanan melalui tubuh manusia hanya ada di museum yang diresmikan oleh Ratu Beatrix ini, lho. Bentuk gedung setinggi 35 meter yang transparan dan memiliki kontur tubuh manusia ini juga menjadi salah satu yang menarik perhatian wisatawan untuk datang ke sini.
Kalau berlibur ke Belanda, perjalanan melalui tubuh manusia di Museum Corpus jangan sampai Anda lewatkan.
Perjalanan melalui tubuh manusia di bagian usus atau alat pencernaan (Sumber: www.event1001.com)

http://2.bp.blogspot.com/_kxPG6y8Qctk/SgM4UDPgbTI/AAAAAAAAFi4/NTtXwrtRI60/s800/Museum_Corpus_zit_t_694908b.jpg

http://imagene.youropi.com/museum-corpus-leiden-activiteit-leiden-1(p:activity,4139)(c:0).jpg


sumber : http://iniunic.blogspot.com/2012/04/berwisata-ke-dalam-tubuh-manusia-berani.html#ixzz2LOHo84oC

Rabu, 13 Februari 2013

ASAL USUL VALENTINE DAY

LUPERCALIA FEST 


Lupercalia Festival merupakan sebuah perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Pada tanggal 13-nya, di pagi hari, pendeta tertinggi pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran kecil hanya boleh berisi satu nama. Lembaran-lembaran yang berisi nama-nama perempuan muda itu lalu dimasukkan kedalam wadah mirip kendi besar, atau ada juga yang menyebutnya di masukan ke dalam wadah mirip botol besar.

Setelah itu, sang pendeta yang memimpin upacara mempersilakan para pemuda maju satu persatu untuk mengambil satu nama gadis yang telah berada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka sang empunya nama harus menjadi kekasih pemuda yang mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.

Tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat apa saja. Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari hingga malam menjelang 15 Februari, di seluruh kota, para pasangan baru itu merayakan apa yang kini terlanjur disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Suatu istilah yang benar-benar keliru dan lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day’ alias Malam Kemaksiatan.

Pada tanggal 15 Februari, setelah sehari penuh para pasangan baru itu mengumbar syahwatnya, mereka secara berpasang-pasangan kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan doa kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta pagan Roma akan membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih diatas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.

Setelah itu, para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Jalan-jalan kota Roma meriah oleh teriakan dan canda-tawa para muda-mudi, di mana yang perempuan berlomba-lomba mendapatkan sentuhan kulit kambing terbanyak dan yang pria berlomba-lomba menyentuh gadis sebanyak-banyaknya.


Upacara yang sangat dinanti-nantikan orang-orang muda di Roma ini menjadi salah satu perayaan favorit. Hal ini tidak aneh mengingat kehidupan masyarakat Pagan Roma memang sangat menuhankan keperkasaan (kejantanan), kecantikan, dan seks. Bahkan para Dewa dan Dewi—tuhan mereka—digambarkan sebagai sosok lelaki perkasa dan perempuan yang cantik nan menawan, dengan pakaian yang minim bahkan telanjang sama sekali. Bangsa Roma memang sangat memuja kesempurnaan raga. Banyak literatur menulis tentang tradisi Pagan Roma tersebut. Sampai sekarang, pusat-pusat kebugaran yang menjadi salah satu ‘tren orang modern’ disebut sebagai Gymnasium atau disingkat Gym saja, yang berasal dari istilah Roma yang mengacu pada tempat olah tubuh.

Tradisi pemujaan terhadap keperkasaan dan kecantikan ini, dan tentunya semuanya bermuara pada pendewaan terhadap syahwat, tidak menghilang saat Roma dijadikan pusat Gereja Barat oleh Kaisar Konstantin. Gereja malah melanggengkan ritual pesta syahwat ini dengan memberinya ‘bungkus kekristenan’ dengan mengganti nama-nama gadis dan para pemuda dengan nama-nama Paus atau Pastor atau orang-orang suci seperti Santo atau Saint (laki-laki) atau Santa (Perempuan). Mereka yang melakukan ini adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus pertama dan Paus Gregory I. Bahkan pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan Lupercalian Festival ini menjadi perayaan Gereja dengan memunculkan mitos tentang Santo Valentinus (Saint Valentine’s) yang dikatakan meninggal pada 14 Februari.

Inilah apa yang sekarang kita kenal sebagai ‘The Valentine’s Day’. Lupercalian Festival yang sesungguhnya lebih tepat disebut sebagai ‘Making Love Day, merupakan asal-muasal peringatan ini. Oleh sejumlah pihak yang ingin mendapat keuntungan dari ritual tersebut dan eksesnya, momentum itu disebut sebagai ‘Hari Kasih Sayang’, sesuatu yang sangat jauh dan beda esensinya.